Alumni UIN Syarif Hidayatullah Diperiksa Sebagai Saksi Dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana KIP Univa Labuhanbatu

Jumat, 1 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kamis, 29 Februari 2024. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan, kembali menyidangkan kasus korupsi dana Kartu Indonesia Pintar (KIP) mahasiswa Universitas Al Washliyah (Univa) Labuhanbatu. Persidangan kali ini ialah pemeriksaan saksi lanjutan di ruang Cakra Utama PN Medan.

Adapun saksi yang dihadirkan pada sidang kali ini, salah satunya ialah Ahmad Riyadi. Dirinya menerangkan bahwasannya pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah tamat tahun 2018. Kemudian, ia kenal dengan Terdakwa Rahmat sejak 2017 ketika berhimpun di salah satu organisasi daerah yaitu Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal. Selain itu, saksi juga menjelaskan tidak memiliki hubungan apapun, namun mereka sudah kenal lama.

Penasihat Hukum terdakwa bertanya kepada saksi terkait dengan hal-hal yang dibahas ketika saksi bertemu dengan Terdakwa Rahmat. Lantas saksi menjawab tidak ada membahas mengenai apapun. Selain itu, Penasihat Hukum Terdakwa bertanya kembali terkait dengan saksi mengikuti perintah Terdakwa untuk membuat buku rekening, ikut ke kantor dan mendapat upah. Saksi menjawab hal tersebut dilakukan karena sudah kenal lama sejak saksi masih menjadi mahasiswa. Bahkan Ahmad Riyadi pernah mengatakan kepada Rahmat (Terdakwa) “kalau sudah siap penelitianku aku ikut-ikut abang nanti ya bang”.

Selanjutnya, Penasihat Hukum Terdakwa menerangkan kepada saksi bahwasanya sebagai alumni Mahasiswa harus berhati-hati dan kritis ketika terdakwa meminta agar uang terdakwa diletakkan direkening miliknya (Ahmad Riyadi). Sebab, dikhawatirkan nanti terjadi kasus pencucian uang (Money Laundry) dengan dalih itu merupakan uang kebun, transfer. Kemudian, setelah hal tersebut disampaikan oleh Penasihat Hukum terdakwa, Ahmad Riyadi sudah mempertanyakannya. Dan terdakwa menjawab “udah buat aja dan saldo di rekening ku pribadi tidak bisa, karena pecah untuk orang DPR”. Terdakwa Rahmat memerintahkan kepada saksi untuk membuka rekening hanya 1 (satu) saja.

Saksi menyampaikan bahwasannya uang dari rekening tersebut, saksi antar ke DPR bersama Rahmat (Terdakwa) yang sebenarnya untuk Nuha (Terdakwa). Uang tersebut diketahui untuk Nuha (Terdakwa) ketika di Parkiran Mobil Restoran Jepang.

Usai memeriksa saksi, majelis hakim menunda persidangan hingga minggu depan. (Farhan dkk)

Yuk komen pakai Facebook mu yang keren

Berita Terkait

Dugaan Perkara Korupsi APD Covid-19 : Para Terdakwa di Tuntut Hukuman Berbeda
Sidang Dugaan Korupsi BOK dan Jaspel, 12 Pejabat Puskesmas Se-Tapteng Dihadirkan sebagai Saksi
Sidang Lanjutan Dugaan Korupsi ABL Dinas PUPR Nias Selatan, Diduga Terdakwa Membuat Laporan Belanja Fiktif
Sidang Lanjutan Pemeriksaan Saksi Dugaan Perkara Korupsi di Bandara Kualanamu
Sidang Pemeriksaan Saksi Dugaan Korupsi di Dinas PUPR Kabupaten Nias Selatan
Sertifikat Tanah diduga Berstatus Kawasan Hutan Diagunkan ke Bank CIMB Niaga
PPAT dan Pejabat BPN Langkat Dihadirkan Sebagai Saksi dalam Perkara Korupsi Alih Fungsi Kawasan Hutan
Sidang Dugaan Korupsi Dana BLU di UINSU, Potensi Rugikan Negara Rp1,7 Miliar
Berita ini 181 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 02:25 WIB

Dugaan Perkara Korupsi APD Covid-19 : Para Terdakwa di Tuntut Hukuman Berbeda

Minggu, 16 Februari 2025 - 02:15 WIB

Sidang Dugaan Korupsi BOK dan Jaspel, 12 Pejabat Puskesmas Se-Tapteng Dihadirkan sebagai Saksi

Jumat, 14 Februari 2025 - 07:27 WIB

Sidang Lanjutan Dugaan Korupsi ABL Dinas PUPR Nias Selatan, Diduga Terdakwa Membuat Laporan Belanja Fiktif

Rabu, 12 Februari 2025 - 03:35 WIB

Sidang Lanjutan Pemeriksaan Saksi Dugaan Perkara Korupsi di Bandara Kualanamu

Rabu, 12 Februari 2025 - 03:21 WIB

Sidang Pemeriksaan Saksi Dugaan Korupsi di Dinas PUPR Kabupaten Nias Selatan

Berita Terbaru