Mantan Rektor UINSU (2016-2020) dkk, Jalani Sidang Pemeriksaan Terdakwa Kasus Korupsi Program Mahad Al Jamiah UINSU

Selasa, 9 Januari 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pendidikanantikorupsi. Senin, 08 Januari 2024. Saidurrahman mantan Rektor UINSU (2016-2020) dkk, akhirnya menjalani persidangan pemeriksaan Terdakwa di Pengadilan Tipikor PN Medan. Seharusnya agenda persidangan kali ini, diawali dengan pemeriksaan saksi yang meringankan (a de charge) yang diajukan oleh Penasihat Hukum Terdakwa Sangkot. Namun, saksi tersebut tidak dihadirkan sehingga tidak jadi dilakukan.
Hakim Anggota menjelaskan kepada Para Terdakwa, terhadap kasus ini harus ada yang menerima beban Uang Pengganti (UP). Sontak Saidurrahman menyatakan dirinyalah yang menanggung beban UP tersebut, sebagaimana disampaikannya ketika dihadapan Inspektorat Jendral. Sebab, uang Rp500 Juta itu yang menerima adalah dirinya kemudian menyerahkan kepada salah satu Pejabat Plt UINSU yang sudah meninggal dunia bukan Nurlaila yang menerimanya.
“Ini dibebankan kepada yang menerima, itu adalah saya (Saidurrahman) dan hal tersebut juga disampaikan ketika dihadapan Inspektorat Jendral. Kemudian, uang tersebut tidak ada di Nurlaila” ucapnya.
Ketika Saidurrahman mengatakan uang Rp500 Juta itu tidak diterima oleh Nurlaina, Sangkot membantah bahwasanya uang Rp500 Juta itu diterima oleh Nurlaila bukan Saidurrahman.
“Bahwasanya uang Rp500 Juta itu hanya diserahkan kepada Nurlaila, bukan ke Saidurrahman untuk diserahkan ke Plt UINSU yang telah almarhum” bantah sangkot.
Bahkan Saidurrahman memerintahkan Sangkot melalui telepon untuk mengambil uang Rp500 Juta untuk keperluan mahad dan diserahkan ke ibu Nurlaila.
“Pada waktu itu Rektor sedang di Jakarta dan menelfon saya agar menarik uang Rp500 Juta untuk keperluan mahad dan menyerahkannya ke ibu Nurlaila,” ucap sangkot.
Setelah memeriksa Para Terdakwa, Hakim Ketua menanyakan  harta benda yang disita oleh Penuntut Umum serta rekam jejak kasus yang pernah dijalani Para Terdakwa. Terdakwa Saidurrahman sudah pernah di hukum atas kasus tindak pidana korupsi gedung mangkrak UINSU dan harta benda miliknya tidak ada yang disita sebab dirinya mengaku tidak punya harta benda lagi, Terdakwa Evy dan Sangkot belum pernah dihukum serta harta benda yang disita hanya HandPhone pribadi.
Majelis Hakim menunda sidang hingga Kamis, 11 Januari 2024 dengan agenda Pembacaan Tuntutan.
Yuk komen pakai Facebook mu yang keren

Berita Terkait

PPAT dan Pejabat BPN Langkat Dihadirkan Sebagai Saksi dalam Perkara Korupsi Alih Fungsi Kawasan Hutan
Sidang Dugaan Korupsi Dana BLU di UINSU, Potensi Rugikan Negara Rp1,7 Miliar
Pejabat BPN Langkat, Hadir Sebagai Saksi Perkara Korupsi Alih Fungsi Kawasan Hutan
Dugaan Korupsi APD Covid-19, Sidang Tuntutan Ditunda
Sidang Pemeriksaan Saksi Lanjutan Dugaan korupsi Railink Bandara Kualanamu Berpotensi Rugikan Negara 5,77 Miliar
Dugaan Oknum Anggota DPRD Turut Menikmati Aliran Dana Korupsi DAK Disdik Kab. Madina Tahun 2020
Diduga Lebih 105 Hektar Terdakwa Menguasai Kawasan Hutan Suaka Margasatwa di Kab. Langkat
Sidang Dugaan Perkara Korupsi di BPBD Kabupaten Batu Bara
Berita ini 60 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 7 Februari 2025 - 08:29 WIB

PPAT dan Pejabat BPN Langkat Dihadirkan Sebagai Saksi dalam Perkara Korupsi Alih Fungsi Kawasan Hutan

Jumat, 7 Februari 2025 - 08:27 WIB

Sidang Dugaan Korupsi Dana BLU di UINSU, Potensi Rugikan Negara Rp1,7 Miliar

Selasa, 4 Februari 2025 - 05:00 WIB

Pejabat BPN Langkat, Hadir Sebagai Saksi Perkara Korupsi Alih Fungsi Kawasan Hutan

Jumat, 31 Januari 2025 - 07:42 WIB

Dugaan Korupsi APD Covid-19, Sidang Tuntutan Ditunda

Jumat, 31 Januari 2025 - 07:26 WIB

Sidang Pemeriksaan Saksi Lanjutan Dugaan korupsi Railink Bandara Kualanamu Berpotensi Rugikan Negara 5,77 Miliar

Berita Terbaru

Aktivitas

Dugaan Korupsi APD Covid-19, Sidang Tuntutan Ditunda

Jumat, 31 Jan 2025 - 07:42 WIB