SAHdaR : Ketiadaan Obat di RS Pirngadi Medan Kesengajaan yang Menyebabkan Korban Jiwa

Selasa, 17 September 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto ini diambil dari https://www.antaranews.com/berita/3536307/rsud-dr-pirngadi-percepat-masa-tunggu-pasien-di-ruang-igd

Foto ini diambil dari https://www.antaranews.com/berita/3536307/rsud-dr-pirngadi-percepat-masa-tunggu-pasien-di-ruang-igd

Medan, 11 September 2024 — Sentra Advokasi untuk Hak Dasar Rakyat (SAHdaR) dengan tegas menyampaikan kritik terhadap permasalahan serius yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah dr Pirngadi Medan terkait ketiadaan obat-obatan yang diduga telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa baru-baru ini. Situasi ini mencerminkan kelalaian dan kegagalan yang berlarut-larut dari pihak rumah sakit dan pemerintah dalam menangani masalah mendasar tersebut.

Permasalahan ketiadaan obat yang disampaikan oleh salah satu DPJP (dokter penanggung jawab pelayanan) dan sempat viral beberapa waktu lalu di RS Pirngadi Medan bukanlah hal baru. Pada tahun 2018, SAHdaR pernah mengungkapkan kepada publik kondisi krisis obat-obatan yang dialami rumah sakit tersebut dan beberapa rumah sakit lainnya.

Saat itu beberapa orang pasien yang sempat diwawancarai diantara nya, Pasien penderita penyakit paru paru, dan membutuhkan obat levofloxacin mengaku tidak menerima, dan harus membeli secara mandiri, lain dari itu beberapa pasien rawat jalan yang diwawancarai seperti RD juga mengalami hal yang serupa tidak menerima obat dengan merk Dilcofenax Sodium dan Salbutamol, R tidak mendapatkan obat Curcuma, Diovan, Ambroxol dan Gabapentin, dan YDPS tidak mendapat obat lambung Ranitidine, dan untuk penyakit paru paru bernama Ambroxol karena kosong.

Saat itu, SAHdaR telah memperingatkan pihak rumah sakit dan dinas terkait akan dampak berbahaya dari ketiadaan obat-obatan yang dapat mengancam keselamatan pasien. Namun, sampai saat ini, permasalahan tersebut tidak pernah diselesaikan dengan tuntas.

Berdasarkan dari hasil pendataan SAHdaR, saat ini masih di Sumatera Utara khususnya Kota Medan masih ditemukan pengakuan dari masyarakat mengenai masalah ketiadaan obat seperti Cefixime (obat antibiotik untuk infeksi), Clobazam (obat untuk membantu mengontrol kejang), dan Combivent (obat untuk penyakit saluran pernapasan) yang diungkap seorang dokter yang bekerja di RSUD dr Pirngadi.

Berdasarkan hasil pemantauan yang pernah dilakukan SAHdaR, diketahui permasalahan kekosongan obat di RSUD dr Pirngadi dan beberapa rumah sakti di Kota Medan diduga masih terjadi karena adanya kesengajan restrictifikasi/pembatasan obat dari pihak management, dan kacau balaunya penyusunan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) di rumah sakit sebagaimana kasus kekosongan obat di tahun 2018 lalu.

Ketidaktersediaan obat, yang seharusnya menjadi bagian mendasar dari pelayanan kesehatan, adalah bentuk kelalaian yang sangat disayangkan. Tidak hanya merusak kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan publik, tetapi lebih jauh, kini diduga telah menyebabkan hilangnya nyawa, oleh karenanya perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

SAHdaR mendesak Pemerintah Kota Medan khususnya Wali Kota Medan, dan Kementerian Kesehatan, dan manajemen RS Pirngadi Medan untuk segera melakukan investigasi menyeluruh dan mengambil langkah konkret guna mengatasi krisis ketiadaan obat yang sudah berlarut larut. Dan memberikan kejelasan serta transparansi terkait kasus ini, termasuk tindakan yang akan diambil untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.

“Jika persoalan ketiadaan obat ini terus diabaikan, nyawa masyarakat yang menjadi taruhan,” tegas Ibrahim selaku Kordinator SAHdaR.

Kontak Pers : SAHdaR
Email : sahdar@pendidikanantikorupsi.org
Telepon : + 62 812 6597 7447-061 6622132
Website : www.pendidikanantikorupsi.org

Yuk komen pakai Facebook mu yang keren

Berita Terkait

Diduga Pelaku Korupsi Kredit Macet di PT Bank Sumut Syariah, Tidak Tunggal !
Diduga Rugikan Keuangan Negara Rp8,1 Miliar, Ketua STKIP Al-Maksum Kab. Langkat Disidangkan
Sidang Putusan Perkara Korupsi Relokasi Korban Erupsi Gunung Sinabung
Sidang Dugaan Kasus Korupsi Proyek Tempat Pemakaman Umum (TPU)
Majelis Hakim Menolak Eksepsi Para Terdakwa Dugaan Kasus Suap Seleksi PPPK Kabupaten Batu Bara
Majelis Hakim Menolak Eksepsi Terdakwa Diduga Menggunakan Ijazah Palsu Dalam Penerimaan CPNS di Kota Tanjungbalai
Sidang Dugaan Kasus Korupsi Dana Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
Dugaan Kasus Penggunaan Ijazah Palsu Dalam Penerimaan CPNS di Kota Tanjungbalai
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 17 September 2024 - 07:55 WIB

SAHdaR : Ketiadaan Obat di RS Pirngadi Medan Kesengajaan yang Menyebabkan Korban Jiwa

Jumat, 13 September 2024 - 04:37 WIB

Diduga Pelaku Korupsi Kredit Macet di PT Bank Sumut Syariah, Tidak Tunggal !

Selasa, 10 September 2024 - 03:45 WIB

Diduga Rugikan Keuangan Negara Rp8,1 Miliar, Ketua STKIP Al-Maksum Kab. Langkat Disidangkan

Selasa, 10 September 2024 - 03:20 WIB

Sidang Putusan Perkara Korupsi Relokasi Korban Erupsi Gunung Sinabung

Selasa, 3 September 2024 - 03:13 WIB

Majelis Hakim Menolak Eksepsi Para Terdakwa Dugaan Kasus Suap Seleksi PPPK Kabupaten Batu Bara

Berita Terbaru

Korupsi

Sidang Perdana, Dugaan Kasus Korupsi di UIN Sumatera Utara

Selasa, 10 Sep 2024 - 04:58 WIB