Sidang keempat kasus Korupsi pembelian Surat berharga oleh Bank Sumut dengan agenda pemeriksaan saksi dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang sebelumnya dijadwalkan pada hari Kamis 27 Agustus 2020 di Pengadilan Negeri (PN) Medan batal digelar.
Sebelumnya sidang tersebut dijadawalkan akan digelar di Ruang Cakra II PN Medan pada pukul 11.00 WIB, tetapi pelaksaan sidang tersebut diundur, hal itu diketahui setelah Panitera Pengganti memberitahukan kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) dan Penasihat Hukum terdakwa bahwa sidang ditunda dan akan dilaksanakan selesai jam istirahat yakni pada pukul 14.00 WIB.
Sesuai dengan jadwal, Pada pukul 14.00 WIB JPU dan Penasihat Hukum terdakwa sudah berada di Ruang Cakra II menunggu pelaksanaan sidang, sementara Majelis Hakim tidak kunjung terlihat.
Pada 16.00 WIB barulah pihak Panitera Pengganti memberitahukan kepada JPU dan Penasihat Hukum bahwa pelaksaan sidang dipindah ke Ruang Cakra III, Alih-alih sidang akan digelar, Sri Wahyuni Batubara selaku Hakim Ketua justru meminta kepada JPU dan Penasihat Hukum bahwa sidang ditunda ke hari senin. JPU dan Penasihat Hukum sendiri bersepakat dengan permintaan dari Majelis Hakim.
Sementara, dua orang saksi dari Bank Sumut yang akan diperiksa dalam sidang tersebut sudah lebih dahulu meninggalkan PN Medan, keduanya terlihat sudah hadir di PN Medan sejak pukul 10.30 WIB.
Permasalahan molor nya waktu sidang dalam kasus korupsi Pembelian surat berharga oleh Bank Sumut tidak hanya terjadi kali ini saja, pelaksanaan sidang dakwaan 6 Juli 2020 yang lalu juga molor dari jadwal yang ditentukan yakni pada pukul 11.00 WIB dan baru digelar pada pukul 16.30 WIB. Selain itu, sidang dakwaan tersebut juga sempat tiga kali berpindah ruangan, dari Ruang Cakra II, Cakra III dan akhirnya digelar di Ruang Cakra VIII.
Diketahui bahwa pembelian surat berharga oleh Bank Sumut ini merupakan kasus mega korupsi yang menimbulkan kerugian negara sebesar Rp 202 Milyar.